Senin, 29 Juni 2015

Ini adalah cerita yang ditulis oleh 2 insan, menceritakan tentang 2 makhluk. Aku adalah makhluk berbulu panjang dan Dia adalah makhluk berbulu pendek. Suatu hari...

Kami berkelana ke sebuah desa.
Perjalanan yang kami tempuh dari kota begitu mengagumkan.
Kami menikmati kebersamaan dalam birunya langit dan gelapnya malam.
Kami berjalan beriringan dalam satu lintasan, dalam satu kendaraan.
Setibanya di desa kami menghampiri satu rumah.
Rumah itu membuat suasana kami semakin intens.
Desa dan rumah itu begitu mengagumkan.
Disana kami menitikan air mata, apakah karena keindahannya?
Sadar, keindahan desa membuat kami hendak melihat keseluruhannya.
Maka kami berencana untuk jalan terpisah.
Dia menempuh jalan besar sedang Aku menempuh jalan setapak.
Kami menuju satu tempat yang sama dengan maksud berbagi cerita diujungnya.
Awalnya semua terasa indah seperti apa yang terlihat, terdengar, dan terasa.
Kami masih bisa saling sapa menyapa dalam jarak.

Aku mulai berpikir.
Entah apa yang ada disana, tapi dalam jarak Aku menunggu sapa.
Aku tetap menikmati indahnya jalan setapak.
Menikmati setiap detilnya tanpa menoleh ke belakang, hanya kanan dan kiri.
Hingga taka ada lagi suara, tak ada pandang dan rasa.
 Aku belum sampai di tujuan bahkan masih jauh, tapi entah keindahan itu mulai tak bermakna.
Sesekali burung menghampiri membawa tanda dari jalan besar.
Bukan surat yang dibawanya, hanya kicauan dan senyuman.
Ada apa gerangan?
Apakah Dia menikmatinya? Ataukah Dia tersandung hingga terjatuh dan terluka?
Kubalas senyum itu dengan kasih dan doa.
Hanya itu, karena tak bisa ku percepat langkah dan tak bisa ku halang rintangan tengah antara 2 jalan itu.
Bahagiakah Dia disana?



Pertanyaan Aku belum terjawab, namun di lain cerita pada hari yang sama ada seekor burung...

Aku terbangun dari tidur yang lelap, tidur yang mengurangi asa dan lelah. Sang fajar rupanya telah terlihat di ufuk timur, hanya saja untuk bersinar disini ia butuh mendaki gunung-gunung yang gagah. Aku membunyikan tulang-tulangku agar hilang kantuk di kepalaku.

Menghadap timur aku mulai mengepakkan sayapku.
Dalam hitungan ketiga aku sudah menghempaskan ragaku di udara lalu lekas disusul oleh kepakan kedua sayap kecil nan indah.

"Hah, tak apa aku belum bisa terbang setinggi elang, menukik seperti rajawali, dan gagah seperti garuda."

Aku terbang menyusuri lembah dan kaki gunung yang dibelakangnya terletak jurang yang menantang hingga tiba disuatu tempat dimana aku melihat 2 makhluk menitikan air mata. Benakku bertanya "Karena apa mereka menangis? Apakah indahnya tempat ini? Dulu ini tampak lebih indah bila begitu pikir kalian!"

Dari sebatang pohon muda aku melihat santapan lezat. Ulat hijau yang kenyalnya di mulut tak pernah hilang. Setelah kembali dari makan aku tidak melihat makhluk yang tampaknya sepasang itu. Kemana mereka?

Aku terbang lebih tinggi agar mencakup segala ujung. Matahari telah mendaki gunung untuk bersinar. Akhirnya terlihat makhluk yang membuatku penasaran, mereka keluar dari sarangnya dan berpisah ke dua arah yang berbeda.

Saut-sautan kicauku menemani pagi mereka berjalan. "Mereka berjalan terpisah?" Tak dapat ku mengerti. Oh mungkin mereka sedang mencari makan. "Akan kutunjukkan kepada mereka dimana dapat memakan ulat yang lezat!"

Akan kuhampiri mereka jarak demi jarak. Ku tebar senyum indahku di pagi hari kepada Dia yang berbulu pendek. Tak kusangka Dia menjawabnya, "Pastikan ia aman disana, karena kami sudah tak saling mendengar dan bersahutan!" Bahasa apa yang Dia gunakan?!

Bak mengerti bahasanya, kuhampiri ia yang berbulu panjang hingga punggung. Kali ini kusapa ia dengan kicauanku yang membuat ia sadar akan hadirku. Aku tersenyum dan berkata apa yang menjadi kata-kata milik yang lain di sebelah sana. Sekali lagi aku mendengarnya berdoa dan tersenyum kembali. Seraya mengucapkan terima kasih pada ku atas kata-kata milik yang lain disana.


Selasa, 19 Mei 2015

Hola!

Oke, jadi ini adalah kali pertama stella nulis blog. Awalnya stella mau kasih kesan yg berbeda dengan dunia nyata seorang stella yaitu menggunakan kata gue. Tapi kalo dipikir2, untuk apa?

Ya jadi, inilah stella.
Stella Chandra Kumala, artinya 7 bintang bersinar terang.
Mungkin kalian hai para pembaca ga akan sayang stella hanya dengan perkenalan singkat ini (karena tak kenal, maka tak sayang), tapi setidaknya kalian bisa mencantumkan nama atau bahkan profil stella sebagai penulis blog ini jikalau suatu saat kalian ambil referensi dari blog ini. Yup karena jika tidak kalian akan dianggap plagiat, dan kalo jadi plagiat artinya kalian jadi org jahat! Yaa intinya biar stella bisa eksis juga lah ya.

Back to the topic!
Stella seorang siswi di sebuah sekolah berasrama di Bogor, dan juga seorang penghuni sejati Bogor yang dari lahir hingga menginjak 17 tahun menetap di kota hujan ini dan entah sampai kapan.

If someone ask me about my hobbies, the first thing that will come into my mind is swinmming. Honestly I'm not really good at swim but I really enjoy every second my body surrounded by water. And the second thing is music. I love music and I'm a good listener. Selalu bertekad untuk belajar main musik, tapi tekadnya bertolak belakang dengan otaknya. Ya bener aja, kalo semua orang main musik trus siapa yg jadi penikmatnya? *alibi*

Mungkin tulisan ini sudah cukup membosankan, pada intinya kalian tidak akan menemukan siapa stella hanya dari bait-bait tulisan blog ini. So  you can follow my socmed.

I think that's all.
See you in the other pages.
Dadaaaaah.